Pdt. Kenneth Graham Ketum GKII Australia dan Pdt.Dr Daniel Ronda Ketum GKII Indonesia bagian kiri (22/11/2016) Depan Eme Neme Yaware Timika-Papua/ Doc. Marinus |
Timika (KM)---Konfrensi wilayah II Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Pegunungan Tengah Papua secara resmi dimulai pukul 10.00 waktu Papua. Konfrensi guna untuk jemaat bersama- sama menetapkan arah dan tujuan pelayanan lima tahun ke depan, termasuk juga menetapkan kepemimpinan yang baru.
Serangkaian acara konfrensi II, diawali dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Berlanjut dengan lagu puji- pujian dilaksanakan menurut tradisi ibadah Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII).
Pdt Kenneth Graham, ketua umum Gereja Kemah Injil Australia (GKIA) disaat khotbah memberikan teguran keras serta pesan kasih kristus kepada anggota pengurus GKII Pusat dan daerah serta perserta konfrensi ke II Pegunungan Tengah Papua.
Dalam ceramah Kennet mengatakan "Gereja Kemah Injil berdiri dan berbicara hanya Yesus". Tinggalkan hal - hal yang lain. Pesan ini merupakan kritikan atas lagu pembukaan konfrensi ini.
Selain ini, Jemaat Gereja Kemah Injil Australia juga memberikan salam untuk keluarga seiman di Papua.
Pesan rohania lain, kita wajib miliki kasih kristus diantara kita.Temukan Yesus dalam kehidupan kita dan saudara, sehingga kehidupan kita dalam Kristus Tuhan.
Banyak peserta kecewa kepada seksi acara konfrensi. Salah- satunya perserta, Anton mengatakan para panitia ini keterlaluan juga sehingga acara dibuka dengan lagu kebangsaan. Bukankah kita harus membuka lagu pembuka dengan Mars GKII atau lagu rohani, tanyanya.
Hari ini bukan hari peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia. Ini merupakan acara ibadah untuk renungan santapan rohani. Kalau dari sanannya lagu Mars GKII ialah Indonesia Raya, okelah, kita terima. namun saya hanya kesal saja.
Lanjut dia, kami akan usulkan kepada BPH daerah supaya di acara - acara selanjutnya tidak boleh ada lagu seperti Indonesia rayalah gitu. Gereja berbicara mengenai perdamaian, dan keselamatan iman,terangnya.
Ini menunjukan gereja berpolitik, mendoktrin umat tetap di NKRI di tengah-tengah, keterpurukan kehidupan sosial, keadilan, kebenaran serta ribuan orang - orang sipil dibunuh, disiksa atas nama kedaulatan negara Indonesia oleh pihak aparat- aparat, jelasnya.
Liputor : Marinus Gobai
0 komentar:
Posting Komentar