(Foto:Dok. Ist Google/KM) |
Karya: Frans Pigai
Kau pembunuh dan penghancuran hak asasi manusia
Kau pembunuh karakter
Kau pembunh martabat
Kau pembunuh hidup orang-orang asli Papua
Dimanakah proses pengadilan dan hukum?
Dimana pula hakim-hakim dan penganut hukum orang-orang Indonesia?
Terhadap orang asli Papua hanyalah terjadi pelanggran HAM
Itu hanya garis tipu musti dilihat oleh orang Papua
Orang-orang Papua selalu dikatakan bagian dari orang-orang Indonesia
Tetapi kenyataannya tidak pernah mendapat keadilan dalam hidup ini
Orang Papua ditangkap dan diadili
Tetapi tidak pernah membuktikan kesalahan mereka
Mereka selalu mengatakan kami anggota separatis
Mereka katakan kami anggota makar
Mereka katakan kami Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Tapi, kata separatis, makar dan OPM adalah alat pembenaran untuk membungkam orang-orang Papua dalam perjuangan dan pembelaannya
Orang-orang Papua di penjarakan bertahun-tahun
Orang-orang Papua selalu dibunuh
Orang-orang Papua selalu dijajah
Tampa peradilan dan pembuktian yang adil, benar dan jujur
Hukum rimba berlaku di tanah Papua
Hukum Indonesia yang diterapkan di tanah Papua Barat memang amat diskriminatif
Hukum Indonesia yang berlaku terhadap umat di tanah Papua Barat benar-benar hukum yang menindas dan membunuh orang-orang asli Papua
Apakah balasan mereka selama ini?
Terjadinya tunduk dan cucurkan air mata
Mengatakan dalam hatinya siapakah orang ini
Sehingga mengadili saya di atas negeri dan tanah saya sendiri?
Catatan: Goresan pena hatiku untuk alam, tanah dan rakyat Papua. Biarkanlah proses waktu dan proses kebenaran itu akan membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah? Tapi, kami, orang asli Papua tidak berbicara siapa yang benar dan siapa yang salah tetapi bagaimana hak asasi manusia, martabat manuasia dihormati dan nilai keadilan, pendamaian dan kebenaran patut menjadi milik kita bersama untuk menuju manusia yang bermartabat untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama manusia.
Karya anak muda Papua: Muyepimo Pigai
Kediamanjalan tangisan air mata darah dan derita hidup perjuangan pembebasan tanah Papua. [Asrama Kemasan III Papua – Surabaya (61)], Tanah Kolonial Indonesia.
Minggu, 06 November 2016.
0 komentar:
Posting Komentar