Dokona/Agiya.Ist |
Oleh, Demianus Bunai
OPINI, KABARMAPEGAA.COM-Noken yaitu tas tradisional masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu. Sama dengan tas pada umumnya tas ini digunakan untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat Papua biasanya menggunakannya untuk membawa hasil-hasil pertanian seperti sayuran, umbi-umbian dan juga untuk membawa barang-barang dagangan ke pasar. Karena keunikannya yang dibawa dengan kepala, noken ini di daftarkan sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia dan pada 4 desember 2012 ini, noken khas masyarakat Papua ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda. Pengakuan ini akan mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken, yang dimiliki oleh lebih dari 250 suku bangsa di Provinsi Papua dan Papua Barat,
Tas Noken Dari Papua Dan Cara Pembuatanya Pulau Papua merupakan pulau yang terletak di daerah paling timur Indonesia. Dengan wilayahnya 3 kali lipat luas wilayah pulau Jawa. Selain kekayaan wisata Papua juga memiliki hasil khas kerajinan tangan. Kerajinan tangan tersebut adalah Noken yang telah diakui oleh salah satu warisan budaya dunia. Tas Noken ini juga merupakan tas khas masyarakat Papua. Bentuk tas Noken ini adalah kantong yang terbuat dari tumbuh - tumbuhan seperti kulit kayu dan dianyam sedemikian rupa dan dapat digunakan sebagai tempat barang.
Tas Noken ini oleh masyarakat Suku Papua biasanya diletakan diatas kepala untuk membawa hasil bumi. Hampir seluruh masyarakat suku Papua ini dapat membuat kerajinan Noken. Baca Juga Tari daerah Papua Tari Sajojo Tarian Tradisional Papua. Terdapat 250 Suku etnis serta bahasa yang ada di papua dengan kerajinan tangan yang khas dari setiap daerahnya. Tas Noken ini juga digunakan untuk kenang - kenangan pada tamu.
Cara Menganyam Noken:
OPINI, KABARMAPEGAA.COM-Noken yaitu tas tradisional masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu. Sama dengan tas pada umumnya tas ini digunakan untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat Papua biasanya menggunakannya untuk membawa hasil-hasil pertanian seperti sayuran, umbi-umbian dan juga untuk membawa barang-barang dagangan ke pasar. Karena keunikannya yang dibawa dengan kepala, noken ini di daftarkan sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia dan pada 4 desember 2012 ini, noken khas masyarakat Papua ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda. Pengakuan ini akan mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken, yang dimiliki oleh lebih dari 250 suku bangsa di Provinsi Papua dan Papua Barat,
Tas Noken Dari Papua Dan Cara Pembuatanya Pulau Papua merupakan pulau yang terletak di daerah paling timur Indonesia. Dengan wilayahnya 3 kali lipat luas wilayah pulau Jawa. Selain kekayaan wisata Papua juga memiliki hasil khas kerajinan tangan. Kerajinan tangan tersebut adalah Noken yang telah diakui oleh salah satu warisan budaya dunia. Tas Noken ini juga merupakan tas khas masyarakat Papua. Bentuk tas Noken ini adalah kantong yang terbuat dari tumbuh - tumbuhan seperti kulit kayu dan dianyam sedemikian rupa dan dapat digunakan sebagai tempat barang.
Tas Noken ini oleh masyarakat Suku Papua biasanya diletakan diatas kepala untuk membawa hasil bumi. Hampir seluruh masyarakat suku Papua ini dapat membuat kerajinan Noken. Baca Juga Tari daerah Papua Tari Sajojo Tarian Tradisional Papua. Terdapat 250 Suku etnis serta bahasa yang ada di papua dengan kerajinan tangan yang khas dari setiap daerahnya. Tas Noken ini juga digunakan untuk kenang - kenangan pada tamu.
Cara Menganyam Noken:
Dengan menggunakan kulit kayu yang terdapat dihutan dan kemudian ditumbuk serta dilakukan proses pengawetan dengan cara merendam serat kayu dalam air agar lebih kuat. Selanjutnya kulit kayu tersebut dipilin sehingga menjadi benang dan berbentuk seperti kecil. Kemudian dibentuklah suatu cincin dan di ikat menjadi sampul mati ketika tali kecil dianyam.
Agar tas noken ini lebih menarik dapat juga diberi hiasan seperti produk noken daerah Paniai. Hiasan tersebut dengan menggunakan pohon anggrek yang berwarna hitam atau kuning emas. Noken adalah berbahan ramah lingkungan. Selain itu noken ada juga yang terbuat dari benang wol dan katun.
Filosofi Noken
Tas Noken ini sendiri asli buatan mama-mama di Papua. Tas tradisional Noken memiliki simbol kehidupan yang baik, perdamaian, dan kesuburan bagi masyarakat di tanah Papua terutama kebanyakan di daerah Pegunungan Tengah Papua seperti suku Mee/Ekari, Damal, Suku Yali, Dani, Suku Lani dan Bauzi.
Yang menarik dari Noken ini adalah hanya orang Papua saja yang boleh membuat Noken. Membuat Noken sendiri dahulu bisa melambangkan kedewasaan si perempuan itu. Karena jika perempuan papua belum bisa membuat Noken dia tidak bisa dianggap dewasa dan itu merupakan syarat untuk menikah. Dahulu Noken dibuat karena suku Papua membutuhkan sesuatu yang dapat memindahkan barang ke tempat yang lain. Tapi sekarang para wanita di Papua sudah jarang yang bisa membuat Noken padahal itu adalah warisan budaya yang menarik.
Tradisi
Terbuat dari bahan baku kayu pohon Manduam, pohon Nawa atau Anggrek hutan. Masyarakat Papua biasanya menggunakan Noken untuk bermacam kegiatan, Noken yang berukuran besar dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil panen, barang-barang belanjaan, atau bahkan digunakan untuk menggendong anak. Sedangkan yang berukuran kecil digunakan untuk membawa barang-barang pribadi. Keunikan Noken juga difungsikan sebagai hadiah kenang-kenangan untuk tamu dan dipakai dalam upacara.
Membuat Noken cukup rumit karena tidak menggunakan mesin. Kayu tersebut diolah, dikeringkan dan kemudian dipintal menjadi benang. Variasi warna pada Noken dibuat dari pewarna alami. Proses pembuatannya bisa mencapai 1-2 minggu, untuk Noken dengan ukuran besar, bisa mencapai 3 minggu. Di daerah Sauwadarek, Papua, masih bisa kita temukan pembuatan Noken secara langsung. Harga Noken disana relatif murah, antara Rp.25.000-Rp.50.000 per buah tergantung jenis dan ukurannya.
Noken dibuat oleh orang perempuan Papua asli dan hanya merekalah yang berhak membuatnya, perempuan yang menguasai pembuatan Noken menunjukkan bahwa ia telah dewasa. Jika sudah dianggap dewasa, maka perempuan Papua barulah boleh menikah.
Multifungsi
Tas Noken ini sendiri memiliki ukuran yang bervariasi, bahkan ada yang berukuran besar yang biasa dipakai oleh mama-mama yang bekerja sebagai petani dan mampu mengankat bahan hasil bumi yang cukup berat dengan menggunakan tas noken ini, dan uniknya lagi ini digunakan dengan memakai jidat atau bagian depan kepala mereka dengan mengalungkannya ke arah belakang punggung mereka, dan untuk tas noken yang berukuran kecil biasa dipergunakan oleh siswa-siswa pelajar asli putra-putri daerah Papua untuk dipergunakan sebagai tempat buku dan keperluan belajar di bangku sekolah maupun di kampus. Dan selebihnya lagi biasanya tas Noken ini oleh pendatang yang biasa berkunjung ke Papua sebagai bahan oleh-oleh yang dibawah kedaerah masing-masing sebagai hiasan atau oleh-oleh bagi sanak keluarga mereka dikarenakan tas tersebut terlihat unik dipandang mata. Noken merupakan kerajinan tangan khas Papua berbentuk seperti tas.
Ada 250 etnis dan bahasa di Papua, namun semua suku memiliki tradisi kerajinan tangan Noken yang sama. Fungsi Noken sangat beragam. Namun, Noken biasa dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil panen, sampai barang-barang belanjaan. Noken yang kecil biasa dipakai untuk membawa kebutuhan pribadi. Tak hanya itu, Noken juga dipakai dalam upacara dan sebagai kenang-kenangan untuk tamu.
Penulis juga aktif menulis di KABARMAPEGAA.COM
0 komentar:
Posting Komentar