Oleh, Herman Degei
Persipura/ Ist |
ARTIKEL, KABARMAPEGAA.COM--Beberapa saat lalu, PT Freeport Indonesia yang sejak 2012 menjadi sponsor utama layangkan surat resmi penolakan kerja sama kepada Manajemen Persipura. Alasannya adalah karena sementara PTFI sendiri tengah dalam rundungan masalah. Sayang. Padahal salah satu pemain berpengaruh asal Brazil, Ricardinho baru saja balik ke Persipura. Hingga sekarang persipura belum mendapatkan kepastian dari berbagai sponsor yang coba diajak untuk bekerja sama oleh manajemen Persipura Jayapura.
Masyarakat Papua, terlebih yang penggemar sepak bola sedang diselimuti kabut ketidakpastian. Ya, bagaimana tidak. Indonesia Super League (ISL) Tahun 2017 atau yang kini di beri nama Liga 1 akan bergulir dalam waktu dekat. Turut berlaga atau tidaknya tim Persipura tergantung dari akan ada atau tidaknya sponsor.
Di Papua, terutama di Jayapura ada Universitas Cendrawasih (Uncen) dan kampus-kampus lain. Bisakah mereka mensponsori Persipura? Entahlah. Tapi sebenarnya bisa. Kenapa tidak. Tri Dharma Perguruan Tinggi poin ketiga berbunyi: “Pengabdian kepada Masyarakat”. Saat ini sebenarnya Uncen dan beberapa kampus lain di Papua sedang diuji. Sejatinya mereka bisa mengamalkan poin itu. Kalau itu memungkinkan.
Lagi pula kerja sama ini sifatnya mutualistis. Dimana keduanya saling menguntungkan. Persipura bisa lanjut bertanding beradu nasib, Uncen misalnya bisa melaksanakan promosi sehingga kedepan meningkatkan branding di tengah-tengah masyarakat. Dan saya rasa kalau tulisan UNCEN dengan huruf kapital besar dan di bawahnya tertulis kalimat “Universitas Cendrawasih” tercantum di bagian depan jersey, itu akan memunculkan kesan baru. Tidak tutup kemungkinan juga Uncen “nama naik”.
Di Papua ada Universitas Kristen Papua, (Jayapura), Universitas Musamus, (Merauke), Universitas Sains Dan Teknologi Jayapura, (Jayapura), Universitas Satya Wiyata Mandala, (Nabire), dan Universitas Yapis Papua, (Jayapura). Selain itu ada beberapa sekolah tinggi, politeknik, akademi, dan institut yang lain. Tidak jadi soal juga kalau beberapa perguruan tinggi di Papua berpatungan. Sebab ini masalah kepedulian. Yang tentunya tidak terlepas pula dari masalah harkat dan martabat orang Papua.
Di Jogja, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta resmi menjadi sponsor utama PSIM dalam mengarungi kompetisi Liga 2 musim 2017. Penandatanganan kerja sama dengan UAD dilaksanakan langsung oleh Rektor UAD, Kasiyarno dan ketua umum PSIM, Agung Damar Kusumandaru, di Kampus UAD, Jum’at (17/3/17). Ini merupakan kesepakatan pertama di Indonesia, dimana sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) jadi sponsor utama klub sepak bola. Patut diangkat topi.
Saya tidak sedang membanding-bandingkan antara perguruan tinggi UAD Yogyakarta dan beberapa perguruan tinggi di Papua, khususnya Uncen. Tapi ini menurut saya langkah yang baik. Lagi pula ini masalah pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kalau hal itu memungkinkan, kenapa tidak dilakukan. Masalah besarnya nominal kontrak, tidak harus sebesar yang selama ini PTFI kucurkan. Sudah ada #PapuaItuKita (PIK), yang merupakan forum kerja sukarela berbasis individu yang bersolidaritas demi terwujudnya keadilan dan kemanusiaan di Papua. Saat ini Persipura sedang krisis finansial. Kalau rasa peduli itu masih ada, mari berkontribusi, #PersipuraItuKita.
Masyarakat Papua, terlebih yang penggemar sepak bola sedang diselimuti kabut ketidakpastian. Ya, bagaimana tidak. Indonesia Super League (ISL) Tahun 2017 atau yang kini di beri nama Liga 1 akan bergulir dalam waktu dekat. Turut berlaga atau tidaknya tim Persipura tergantung dari akan ada atau tidaknya sponsor.
Di Papua, terutama di Jayapura ada Universitas Cendrawasih (Uncen) dan kampus-kampus lain. Bisakah mereka mensponsori Persipura? Entahlah. Tapi sebenarnya bisa. Kenapa tidak. Tri Dharma Perguruan Tinggi poin ketiga berbunyi: “Pengabdian kepada Masyarakat”. Saat ini sebenarnya Uncen dan beberapa kampus lain di Papua sedang diuji. Sejatinya mereka bisa mengamalkan poin itu. Kalau itu memungkinkan.
Lagi pula kerja sama ini sifatnya mutualistis. Dimana keduanya saling menguntungkan. Persipura bisa lanjut bertanding beradu nasib, Uncen misalnya bisa melaksanakan promosi sehingga kedepan meningkatkan branding di tengah-tengah masyarakat. Dan saya rasa kalau tulisan UNCEN dengan huruf kapital besar dan di bawahnya tertulis kalimat “Universitas Cendrawasih” tercantum di bagian depan jersey, itu akan memunculkan kesan baru. Tidak tutup kemungkinan juga Uncen “nama naik”.
Di Papua ada Universitas Kristen Papua, (Jayapura), Universitas Musamus, (Merauke), Universitas Sains Dan Teknologi Jayapura, (Jayapura), Universitas Satya Wiyata Mandala, (Nabire), dan Universitas Yapis Papua, (Jayapura). Selain itu ada beberapa sekolah tinggi, politeknik, akademi, dan institut yang lain. Tidak jadi soal juga kalau beberapa perguruan tinggi di Papua berpatungan. Sebab ini masalah kepedulian. Yang tentunya tidak terlepas pula dari masalah harkat dan martabat orang Papua.
Di Jogja, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta resmi menjadi sponsor utama PSIM dalam mengarungi kompetisi Liga 2 musim 2017. Penandatanganan kerja sama dengan UAD dilaksanakan langsung oleh Rektor UAD, Kasiyarno dan ketua umum PSIM, Agung Damar Kusumandaru, di Kampus UAD, Jum’at (17/3/17). Ini merupakan kesepakatan pertama di Indonesia, dimana sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) jadi sponsor utama klub sepak bola. Patut diangkat topi.
Saya tidak sedang membanding-bandingkan antara perguruan tinggi UAD Yogyakarta dan beberapa perguruan tinggi di Papua, khususnya Uncen. Tapi ini menurut saya langkah yang baik. Lagi pula ini masalah pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kalau hal itu memungkinkan, kenapa tidak dilakukan. Masalah besarnya nominal kontrak, tidak harus sebesar yang selama ini PTFI kucurkan. Sudah ada #PapuaItuKita (PIK), yang merupakan forum kerja sukarela berbasis individu yang bersolidaritas demi terwujudnya keadilan dan kemanusiaan di Papua. Saat ini Persipura sedang krisis finansial. Kalau rasa peduli itu masih ada, mari berkontribusi, #PersipuraItuKita.
(Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Yogyakarta)*
0 komentar:
Posting Komentar