Suasana Nonton Film " THE MAHUZEs" dan diskusi kerusakan lingkungan di papua Foto : MP/KM |
MALANG, KABARMAPEGA.COM --Program Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) Yang dicanangkan oleh Pemerintah indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional yang dikembangkan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 2008 lalu dan baru diresmikan pada tahun 2010 silam. Lewat program ini, bukan solusi mengatasi kerentanan pangan di Papua. Program ini justru semakin membatasi warga untuk mengelola lahan pertanian lokal berbasis komunitas.
Dengan melihatnya program Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) yang merugikan masyarakata adat setempat sehingga Komunitas Green Papua Bekerjasam Dengan Pendidikan Agraria Universitas Negeri Malang (UNM) Memutar Film “THE MAHUZEs” dan diskusi terbuka di Gedung Perpustakaan Kamis,(16/03).
Dalam diskusinya Yohanes Giyai Ketua Komunitas Green Papua menjelaskan,Proyek MIFEE telah ekspansi dan menggusur tanah-tanah masyarakt adat untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit, serta pembalakan kayu secara liar oleh perusahaan ilegal.
Kata dia, Pemerintah telah mengeluarkan puluhan izin lokasi dengan luas lahan melebihi 2,5 juta hektar dari sekitar 4 juta hektar luas Merauke Membuka lahan perkebunan atau lahan pertanian bersifat industri, yang menjadi ancaman bagi masyarakat adat marind maupun lingkungan hidup di Papua.
Sementara itu , Merie Oktinum Bendahara Green Papua Putri Asal wilayah adat HA-ANIM dihadapan Mahasiswa menegaskan,kehadiran program MIFFE diatas adat marind untuk mengatasi kebiasaan adat serta merampas hak untuk menentukan nasib mereka sendiri.
“ Kami orang papua tak adannya untungnya kehadiran program MIFFE.dengan kehadiran program ini,kami dipaksakan untuk mengikuti budaya lain,” Jelasnya Putri Asal Merauke ini dihadapan puluhan peserta.
Menurut dia,dengan kehadiran di kabupaten Merauke, masyarakat pribumi sudah mulai kesulitan mendapatkan kayu bakar, binatang buruan, air bersih dan makanan pokok mereka yaitu sagu.
“Kami sangat menolak program MIFEE yang di perjuangkan oleh pejabat tertentu hanya kepentingan sendiri," tegas Merie.
Selain itu,Salah Satu Anggota Green Papua Fransiskus Madai mengaku terimakasih kepada pihak pendidikan agraria Kampus Universitas Negeri Malang atas kerjasamnya sehingga bisa putar film "The Mahuzes" dan diskusi kerusakan lingkungan di papua oleh pihak perusahaan ilegal.
Ia pun, berharap kepada Mahasiwa peduli lingkungan ikut membantu untuk menyuarakan perampasan tanah adat oleh pemerintah indonesia melalui progaram Integrated Food and Energy Estate
Pewarta : Martinus Pigome
0 komentar:
Posting Komentar