YLSM News, 25 Juli 2016 (Foto: Dok. Google Ist/KM) |
Artikel, (KM). Para pelaku genocide terhadap Orang Asli Papua (OAP) bukan hanya Negara Indonesia saja di tanah Papua dan Papua Barat, sejak 01 Mei 1963.
Para aktor yang bermain di belakang Negara Indonesia adalah Bapak Sri Paus di Vatican atau Roma, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kerajaan Belanda, Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, Selandia Baru, Inggris, PM. Fiji dan PM. Vanuatu.
Negara-negara kapitalis dan kolonialis seperti tersebut diatas ini yang mempunyai kepentingan ekonomi paling besar di pulau Papua bagian Barat.
Mengapa pengumuman hasil keputusan KTT MSG tentang keanggotaan ULMWP menjadi anggota penuh di MSG ditunda sampai September 2016 mendatang di Vanuatu? Sedangkan dalam piagam pendirian MSG, semua pulau yang termasuk dalam rumpun bangsa Melanesia tidak harus dijajah oleh negara-negara rumpun lain di bumi ini. Dalam piagam ini, dengan sendirinya, Belanda dan Indonesia telah melanggar dalam proses penyerahan Papua Barat ke dalam NKRI.
Karena negara-negara pencuri, perampok dan pelanggar HAM berat di tanag Papua itu tahu tentang pelanggaran ini, maka pasukan gabungan TNI/POLRI telah diperbanyak untuk menangkap dan menembak di tempat di hadapan para tokoh-tokoh agama di pulau Papua bagian Barat.
Menagapa para tokoh-tokoh agama masih belum mendesak Bapak Sri Paus di Roma pada kesempatan pertama untuk menekan PBB meninjauh kembali kesalahannya di Papua sejak tahun 1960-an?
Bapak Sri Paua, PBB, Belanda dan Amerika Serikat diduga telah dan sedang membiarkan kepada pemerintah NKRI untuk segera akan memusnahkan Orang Asli Papua (OAP) dan Papua Barat. (YLSM News/KM)
Editor: Frans P
0 komentar:
Posting Komentar